Saturday, February 25, 2017

Menyusun Opini Dalam Bentuk Artikel

Hallo Guys!! Tetap semangat ya dalam menjalani kesehariannya, jangan lupa bersyukur dan berusaha:)

Pembinaan Pemuda
“Masa muda adalah masa yang berapi – api” begitulah kutipan lirik lagu “darah muda” yang dipopulerkan oleh H. Rhoma Irama. Hal tersebut memanglah tidak berlebihan mengingat fakta dan realita bahwasannya masa muda adalah masa untuk menemukan jati diri, masa untuk mengaktualisasi diri, dan masa dimana ingin menang sendiri. Namun, disisi lain ada tugas besar menanti para pemuda untuk turut berkiprah dalam memajukan bangsa mengingat perannya tersendiri adalah sebagai generasi penerus bangsa.
Sudah menjadi hukum alam, dimana umur manusia itu memiliki siklus, yang muda akan menggantikan yang tua. Setiap masa memiliki periode juga peran tersendiri di dalamnya, tak terkecuali masa muda. Masa muda sudah seharusnya dimanfaatkan oleh para pemuda sebaik – baiknya untuk terus memupuk akhlak,  mengasah akal, melatih diri dengan berbagai macam  keterampilan dan pengetahuan agar saat dimana mencapai usia matang dapat memperbaiki kekurangan pencapaian pemimpin sebelumnya agar bangsa dan Negara ini terus berkembang menuju arah yang lebih baik.
Selain upaya untuk meningkatkan keahlian pribadi, para pemuda sangat rawan terhadap berbagai pengaruh negatif yang dapat menjangkiti kepribadian para pemuda. Hal ini terlepas dari hasrat pemuda untuk senantiasa mencari jati diri. Pengaruh itu biasanya berawal dari pergaulan dan lingkungan yang kurang baik. Pemuda bisa saja bolos sekolah dengan alasan ikut – ikutan, mencoba narkoba untuk mendapat pengakuan, melakukan seks bebas untuk menunujukan kesetiaan, dan sebagainya.  Hal ini menunjukan betapa besar pengaruh lingkungan dan pergaulan dalam membentuk kepribadian pemuda.
Berikut jumlah kasus kejahatan yang terjadi di Indonesia berdasarkan data bappernas tahun 2014 “ Selama periode Tahun 2011–2013, jumlah kejadian kejahatan atau tindak kriminalitas di Indonesia berfluktuasi. Catatan di Biro Pengendalian Operasi, Mabes Polri memperlihatkan jumlah kejadian kejahatan (crime total) pada tahun 2011 sebanyak 347.605 kasus, menurun menjadi sebanyak 341.159 kasus pada tahun 2012 dan kembali meningkat pada tahun 2013 menjadi 342.084 kasus. Data ini menunjukan masih rendahnya kualitas para pemuda terutama dalam hal moral.
Maka dari itu, melihat realita yang terjadi saat ini, dimana sudah terlalu banyak pemuda yang terlena dan melupakan tugasnya, diperlukan suatu sistem pembinaan bagi para pemuda. Lalu, pola pembinaan yang seperti apa yang harus dikedepankan? pola pembinaan yang dapat diterapkan adalah pembinaan yang sesuai dengan karakter pemuda itu sendiri. Pola pembinaaannya harus mengedepankan aspek pendekatan personal diantara pembina dengan yang dibina dengan memahami gairah muda.
Namun acap kali pembinaan untuk generasi muda saat ini lebih mengedepankan pola pembinaan efek shok terapi, dimana pemuda seringkali dibina dengan berbagai arahan yang harus diikuti tanpa mendengarkan pendapat dari pemuda itu sendiri disertai hukuman yang tidak mendidik. Pola pembinaan yang mengedepankan efek shok terapi akan membentuk karakter ABS ( Asal Bapa Senang) atau membetuk mental kuli, dimana berperilaku baik ketika ada pengawasan tanpa ada kesadaran dan keikhlasan untuk melakukannya.  
            Jadi, pola pembinaan yang sebaiknya dilakukan adalah pola pembinaan yang mengedepankan pendekatan yang bertujuan membangkitkan kesadaran sendiri untuk berperilaku baik tanpa harus ada perintah dan pengawasan. Walaupun pembinaan shok terapi juga diperlukan sesekali.


Oleh Arif Hidayat
Siswa SMA Negeri 1 Cisarua




Labels: , , ,

0 Comments:

Post a Comment

Subscribe to Post Comments [Atom]

<< Home