Sunday, May 30, 2021

Tanaman Ketapang - Klasifikasi, Morfologi, Kandungan Senyawa

 

     Tanaman ketapang (Terminalia catappa)

Tanaman ketapang merupakan tanaman yang termasuk ke dalam famili combretaceae yang tumbuh di daerah tropis dan subtropics, berasal dari India kemudia menyebar ke daerah Asia Tenggara dan Australia. Pohon ketapang bisa di temukan di daerah pesisir pantai dan digunakan sebagai tanaman peneduh atau tanaman hias di sepanjang jalan atau halaman. Adapun klasifikasi tanaman ketapang sebagai berikut ;

Kerajaan                                : Pantae

Divisi                                    : Magnoliophyta

Kelas                                     : Magnoliopsida

Bangsa                                  : Myrtales

Suku                                      : Combretacea

Marga                                    : Terminalia

Jenis                                      : Terminalia catappa L.

Sinonim                                 : Terminalia Moluccana Lamk.

                                                Terminalia procera Roxb                            

                                                Terminalia latifolia Blanco, nin Swartz

Morfologi tanaman ketapang sebagai berikut ;

a)      Akar

            Pohon ketapang memiliki perakaran tunggang Pohon-pohon biasanya memiliki sistem akar lateral yang menyebar, berserat, dan mendekati permukaan, meskipun spesies ini biasanya berakar dalam di pasir (Francis, 1989 dalam Thomson dan Evans, 2006) akar pohon ketapang bercabang banyak sehingga memberi kekuatan akan tegaknya pohon dan memperluas daya serap unsur hara dan air.

 

b)      Batang

Tanaman ketapang merupakan pohon besar yang bisa tumbuh mencapai ketinggian lebih dari 30 meter. Batang dari tanaman ketapang berwarna abu abu sampai abu-abu kecoklatan. Merupakan pohon berkayu, keras, bulat dan tumbuh tegak secara vertical. Tipe percabangan pohon ketapang adalah simpodial karena antara batang pokok dan percabangannya sulit dibedakan. Cabang tumbuh secara horizontal bertingkat-tingkat, pada pohon dewasa yang berdaun banyak akan menyerupai payung raksasa, oleh karena itu di Indonesia pohon Ketapang banyak difungsikan sebagai pohon peneduh (Marjenah dan Ariyanto, 2018).

c)      Daun

Ketapang memiliki daun lebar berbentuk bulat telur dengan ujung daun membulat dan tumpul dan pangkal daun meruncing. Pertulangan daun sejajar dengan tepi daun berombak Tanda daun akan gugur adalah daun menjadi berwarna merah tua. Peluruhan daun terjadi dua kali setahun, sekali pada bulan Januari/Februari/Maret dan yang kedua pada bulan Juli/Agustus/September (Marjenah dan Ariyanto, 2018).

d)      Buah

Buah ketapang berbentuk gepeng, bulat telur berwarna hijau dan selama proses  pematangan buah berubah menjadi kuning, kemudian merah cerah dan berwarna merah keunguan setelah masak. Ukuran buah bervariasi antara 3,5 -7 x 2 - 5,5 cm dengan panjang mulai dari 2,5 cm sampai 10 cm (Thomson dan Evans, 2006).

e)      Bunga

Bunga tanaman ketapang berukuran kecil 4-6 mm berwarna putih atau krem. Bentuknya seperti piring atau lonceng dengan 5 kelopak dan beraroma kurang sedap. Mayoritas bunga yang dihasilkan adalah bunga jantan mulai berbunga setelah 2-3 tahun setelah tanam. Tanaman ketapang dewasa bisa berbunga sepanjang tahun sehingga menjadi habitat yang disukai oleh serangga (Marjenah dan Ariyanto, 2018).

f)       Biji

Biji tanaman ketapang memiliki bentuk dan ukuran yang bervariasi bisa diakibatkan oleh factor lingkungan dimana tanaman ketapang tersebut tumbuh. Misalnya, di Vanuatu, biji dapat memiliki panjang 3,9–5,1 x lebar 2,6–3,8 cm dan berat 7–14 g (Thomson dan Evans, 2006). Bagian biji ketapang dilindungi dengan lapisan keras seperti kayu.

2.1.2        Kandungan senyawa tanaman ketapang (Terminalia catappa)

Menurut Fahmy et al.  terungkap bahwa genus Terminalia kaya akan sumber tannin, pseudotannin, termasuk asam galat dan ester galat sederhana, asam chebulic, ellagitanin nochebulic,  turunan asam ellagic dan glikosida asam ellagic, asam fenolat, flavonoid triterpen dan glikosida triterpenoid. Selanjutnya dijelaskan oleh Baratelli et al. (2012) Kandungan alelokimia dari suatu tanaman merupakan salah satu mekanisme melindungi tanaman donor dari mikroorganisme, virus, serangga dan patogen atau predator lain, atau bahkan menghambat pertumbuhan tanaman tetangga atau merangsang pertumbuhan benih.

Senyawa senyawa penting yang terdapat pada tanaman ketapang (Terminalia catappa) adalah sebagai berikut ;

a)    Tannin

Tanin merupakan metabolit sekunder penting tanaman dari golongan fenolik seringkali dikaitkan dengan mekanisme tumbuhan dalam melindungi diri dari lingkungan yang tidak menguntungkan. Tanin terbagi menjadi dua jenis yaitu tannin terhidrolisi dan terkondensasi.Tanin terdapat pada buah yang belum matang, merupakan golongan senyawa aktif tumbuhan yang termasuk kedalam golongan flavonoid, mempunyai rasa sepat dan mempunyai kemampuan menyamak kulit ( Robinson, 1995 dalam Mabruroh, 2015). Tannin memiliki khasiat untuk antidiare, antioksidan, antibakteri, dan astrigen. Pada penelitian sebelumnya senyawa tannin dapat menghambat pertumbuhan, menghilangkan kontrol respirasi pada mitokondria dan mengganggu transport ion Ca2+ dan PO43-.

b)    Flavonoid

            Flavonoid merupakan salah satu senyawa alam yang terkandung dalam tumbuh-tumbuhan dan makanan memiliki fungsi sebagai antivirus, antiinflamasi, antioksidan, antikanker, dan lain-lain. Flavonoid adalah kelompok dengan berat molekul rendah berbasis inti 2-fenil-kromon yang merupakan biosintesis dari turunan asam asetat/fenilalanin dengan menggunakan jalur asam shikimat (Arifin dan Ibrahim, 2018). Flavonoid memiliki peranan terhadap proses penghambatan pertumbuhan, yakni berperan sebagai penghambat kuat terhadap IAA-oksidase (Khotib, 2002 dalam Riskitavani dan Purwani, 2013).

c)      Terpenoid

Terpenoid merupakan senyawa kimia yang terdiri dari beberapa unit isopren. Terpenoid umumnya larut dalam lemak dan terdapat dalam sitoplasma sel tumbuhan. Menurut penelitian Gani et al. (2017) ekstrak methanol daun ketapang dengan profil GC-MS senyawa yang bersifat menghambat gulma adalah golongan terpenoid yaitu 3,7,11,15-tetramethyl-2-hexadecen-1-ol (phytol).

d)      Alkaloid

Alkaloida adalah senyawa yang mempunyai struktur heterosiklik yang mengandung atom N didalam intinya dan bersifat basa dimana di dalam tanaman memainkan peran sebagai pertahanan terhadap herbivora dan pathogen serta sebagai factor pengatur tumbuh. Fungsi alkaloid ini bermacam-macam diantaranya sebagai racun untuk melindungi tanaman dari serangga dan binatang, sebagai hasil akhir dari reaksi detoksifikasi yang merupakan hasil metbolit akhir dari komponen yang membahayakan bagi tanaman, sebagai faktor pertumbuhan tanaman dan cadangan makanan.

e)      Saponin

Saponin merupakan metabolit sekunder dan merupakan kelompok glikosida triterpenoid atau steroid aglikon, terdiri dari satu atau lebih gugus gula yang berikatan dengan aglikon atau sapogenin, dapat membentuk kristal berwarna kuning dan amorf, serta berbau menyengat (Pangestu, 2019) Berdasarkan struktur aglikon (sapogenin) dikenal 2 macam saponin, yaitu: tipe steroid dan triterpenoid. Salah satu peran saponin triperpenoid sebagai senyawa pertahanan alami pada tanaman (Di Fabio et al., 2014 dalam Yanuartono et al., 2017)  Beberapa penelitian terdahulu menunjukan bahwa saponin banyak dimanfaatkan untuk kepentingan manusia karena saponin memiliki manfaat seperti antibakteri, antifungi, kemampuan menurunkan kolesterol dalam darah dan menghambat pertumbuhan sel tumor.


Daftar Pustaka

Arifin, B. dan S. Ibrahim. 2018. Struktur, bioaktivitas dan antioksidan flavonoid. Jurnal Zarah, 6(1), 21–29. https://doi.org/10.31629/zarah.v6i1.313

Baratelli, T. de G., A.C. Candido Gomes,  L.A. Wessjohann,  R.M. Kuster  and N.K. Simas. 2012. Phytochemical and allelopathic studies of Terminalia catappa L.(Combretaceae). Biochemical Systematics and Ecology, 41, 119–125. https://doi.org/10.1016/j.bse.2011.12.008

Gani,  A.A. E.R.P. Wardoyo dan Mukarlina 2017. Profil GC-MS dan potensi bioherbisida ekstrak metanol daun ketapang (Terminalia catappa L.) terhadap gulma maman ungu (Cleome rutidosperma D.C.). Jurnal Protobiont, 6(2), 22–28.

Mabruroh, A. I. 2015. Uji aktivitas antioksidan ekstrak tanin dari tanaman kayu jawa (Lannea coromandelica) dan identifikasinya Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang

Marjenah, & Ariyanto. 2018. Kesesuaian jenis yang dapat ditumpangsarikan dengan ketapang (Terminalia catappa Linn.) pada beberapa sistem lahan di Kalimantan Timur dan prospeknya sebagai hutan tanaman sebagai hutan tanaman. Jurnal Penelitian Ekosistem Dipterokarpa, 4(2), 57–70. https://doi.org/10.20886/jped.2018.4.2.

Pangestu, A. D. 2019. Perbandingan kadar saponin ekstrak daun waru (Hibiscus tiliaceus L.) hasil pengeringan matahari dan pengeringan oven secara spektrofotometri Uv-Vis. Akademi Farmasi Putra Indonesia Malang.. http://repository.pimedu.ac.id/id/eprint/423/

Riskitavani, D. V. dan K.I. Purwani. 2013. Studi potensi bioherbisida ekstrak daun ketapang (Terminalia catappa) terhadap gulma rumput teki (Cyperus rotundus L.). Jurnal Sains dan Seni, 2(2), 2337–3520.

Thomson, L. A. J. and B. Evans. 2006. Species profiles for Pacific Island Agroforestry - Terminalia catappa (tropical almond). Species ProÞles for PaciÞc Island Agroforestry, ver. 2.2, 1–20.

Yanuartono, H. Purnamaningsih, A. Nururrozi, dan S. Indarjulianto. 2017. Saponin : Dampak terhadap ternak (ulasan). Jurnal Peternakan Sriwijaya, 6(2), 79–90. https://doi.org/10.33230/jps.6.2.2017.5083


Labels: ,

0 Comments:

Post a Comment

Subscribe to Post Comments [Atom]

<< Home